Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena
perkembangan anak dimasa selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi
bermakna yang diberikan sejak dini. Pemerintah Indonesia pun menyadari betul
betapa pentingnya layanan PAUD bagi anak usia dini, hal ini dibuktikan dalam
deklarasi Program Gerakan Satu Desa Satu PAUD pada tahun 2011 lalu, bahkan
tujuan PAUD sudah tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa Pendidikan
Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Hal ini memperkuat
paradigma bahwa keberadaan layanan PAUD menjadi suatu keharusan bagi setiap
wilayah karena sebagai wadah bagi anak usia dini untuk memperoleh pelayanan
dasar yang menjadi hak mutlak bagi mereka. Di Lembaga PAUD mereka dapat mengembangkan
potensi dan kecerdasan yang dimiliki, karena usia dini merupakan masa golden age (usia emas) yaitu memasuki
fase perkembangan paling optimal. Sangat disayangkan bila anak usia dini tidak distimulasi
untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan di PAUD, mereka akan mengalami shock memory ketika langsung masuk ke
Pendidikan Dasar tanpa “bekal” terlebih dahulu.
Banyak factor yang
menyebabkan anak usia dini tidak mendapat layanan PAUD, diantaranya factor jarak
lembaga yang jauh dari rumah dan kesibukan orangtua. Hal ini terjadi di Desa
Garahaji, sebuah desa yang terletak di langit timur Kecamatan Maleber, hingga April 2016 tidak
ada satupun Lembaga PAUD yang berdiri, sehingga banyak anak yang langsung
sekolah ke SD tanpa mendapat layanan PAUD. Ketika kami sosialisasi mengenai
Pentingnya Layanan PAUD bagi anak, salah satu tokoh masyarakat bercerita bahwa
dahulu sudah berupaya membentuk PAUD, namun akibat minat masyarakat yang
kurang, maka hanya bertahan satu tahun lalu bubar. Hal ini mengindikasikan
bahwa pemahaman orangtua masih kurang mengenai pentingnya PAUD. Saat itu saya
langsung memberi arahan kepada orangtua yang memiliki anak usia dini agar para
orangtua bersama tokoh masyarakat dan perangkat desa bekerja sama membangun kembali
Layanan PAUD agar potensi anak-anak mereka bisa dikembangkan dengan baik di
PAUD sehingga mereka memiliki kesiapan belajar ketika memasuki Pendidikan
Dasar. Sosialisasi saya saat itu mendapat respon positif dari masyarakat dan mereka bersemangat untuk membuka kembali layanan
PAUD di Desa.
Hal ini juga
terjadi di Desa Mekarsari. Desa Mekarsari merupakan desa yang wilayahnya cukup
luas, terdapat 6 dusun, diantaranya Dusun Kadatuan. Dahulu di Dusun Kadatuan
terdapat layanan PAUD yang melayani anak usia dini sekitar Desa Mekarsari
khususnya di Dusun Kadatuan, namun (lagi-lagi) dikarenakan pemahaman orangtua akan pentingnya PAUD masih kurang maka lembaga PAUD yang
telah dirintis kembali hilang, padahal sarana Alat Peraga Edukatif
(APE) Luar sudah cukup tersedia berkat bantuan dari PNPM pada tahun 2011, bila
tidak ada PAUD, maka alat peraga itu tidak dimanfaatkan dengan baik. Selain
itu, tak ada PAUD yang mudah dijangkau dari Dusun Kadatuan, padahal wilayah
ini merupakan ibu kota Desa
Mekarsari sehingga banyak anak
yang belum terlayani, maka dari itu,
saya pun mengomunikasikan hal ini kepada Pemerintah Desa Mekarsari agar
dibentuk kembali Layanan PAUD di Dusun Kadatuan.
Dengan suntikan
semangat dan motivasi tinggi, para calon guru PAUD di dua layanan ini (PAUD
Desa Garahaji dan Dusun Kadatuan) mendata seluruh anak usia dini yang belum
sekolah ke PAUD, mereka melakukan hal ini dengan mendatangai rumah warga satu
per satu. Sungguh perjuangan yang luar biasa, melihat hal ini saya pun menjadi
semakin semangat membantu mereka untuk bersama-sama membangun Layanan PAUD di
wilayah masing-masing.
Saat tahun ajaran
baru 2016/2017, saya mendapat kabar baik dari 2 desa ini, mereka sama-sama
melaporkan bahwa sudah terdapat beberapa anak usia dini yang berminat untuk
menyekolahkan anaknya ke Layanan PAUD yang mereka rintis kembali, sontak saya
berkata “lanjutkan…”
Tiada jalan
berkelok menuju gerbang kesuksesan, begitu pula dalam merintis Lembaga PAUD di
dua Desa ini, berbagai keluhan, cerita suka dan duka dari guru-guru pun saya
dengar, mereka meminta saran, berkonsultasi, meminta pendapat kepada saya, dan
saya jawab dengan penuh keyakinan bahwa rintisan ini akan tetap berjalan dengan
optimal. Saya pun selalu intens menanyakan progress Layanan PAUD yang kami
rintis kembali.
Seperti yang kita ketahui, bahwa maju mundurnya
sebuah Lembaga PAUD, selain diihat dari kapabilitas kepala
sekolah/pengelolanya, yang paling utama dilihat dari kualitas gurunya, maka
kami (panitia lokal pelaksanaan pelatihan guru PAUD Program Generasi Sehat dan
Cerdas) mengajukan nama-nama guru di PAUD rintisan untuk mengikuti Paket
Pelatihan Guru PAUD Program Generasi Sehat dan Cerdas.
Demi kemajuan dan
mewujudkan layanan PAUD yang berkualitas, mereka mengikuti pelatihan ini dan
kini bekal mereka sudah mumpuni untuk
mendidik anak usia dini di
masing-masing Desa.
Hingga saya
monitoring terakhir Bulan November 2016, jumlah siswa yang bersekolah di PAUD
yang kami rintis kian bertambah, melihat keceriaan dan keriangan para peserta
didik bagaikan melihat kilauan mutiara-mutiara yang sempat terselimut hamparan luas
samudera, hal ini membuat saya merasa
senang akhirnya anak usia dini di Dusun Kadatuan Desa Mekarsari dan di Desa
Garahaji mendapat Layanan PAUD sebelum mereka melangkah ke Pendidikan Dasar.
APE yang tersediapun (di Desa Mekarsari) dapat digunakan dengan baik.
Dengan adanya
Program Pilot PAUD Generasi Sehat dan Cerdas di Kecamatan Maleber turut mebantu
program pemerintah dalam Gerakan Satu Desa Satu PAUD. Maju terus pendidikan
Indonesia.
Salam Cinta Anak
Usia Dini
PL PAUD Maleber