Labels

Jumat, 14 Februari 2020

No title needed

lepas semua cerita
tak berarah
tak bertepi
lepas semua angan
tak terlaksana
tak sesuai nyata

tak ada harap yang hilang
tak ada rencana yang gagal
hanya satu hal yang berubah
dengan siapa terlaksananya rencana 

Senin, 28 Januari 2019

Ketidaksengajaan yang tak diharapkan



Blog ini udah lama gak aku isi, ^tumben gue pake sapaan “aku”^, hari ini Sabtu, 26 Januari 2019, hey esok tepat satu bulan kakek aku pergi.... ): 

27 Desember 2018 lalu kakek gue meninggal, pukul 08.00 WIB tepatnya, gak ada penyakit serius yang beliau derita, tapi mungkin memang tugas kakek gue udah selesai di dunia ini, beliau sudah berpulang, tapi smua kenangan dan memori yang sudah terukir tak kan pernah luntur setitik pun. 

Senja yang membawa kenangan bahwa kami pernah jalan-jalan setiap sore ke toko sembako di pinggir jalan sana, gitar mainan yang membawa kenangan bahwa kami selalu menyanyikan lagu “Sing-sing So” dan kalimat tentang cowok bahwa “Semua laki-laki emang sama” itu kakek gue sendiri yang bilang, dan itu terucap saat kakek gue tau bahwa gue lagi gundah gulana karena diputusin ^yaaa namanya juga ditinggalin pas lagi sayang-sayangnya^ #skip gue gak mau flashback

Satu hal yang bikin gue tersadar bahwa sekitar awal Desember gue sempat nulis cerpen yang berjudul “Catatan Akhir ESTA” alur ceritanya bisa lo baca di Wattpad gue, atau gue akan posting deh di blog... ^labil^ ternyata secara gak langsung gue nulis takdir gue sendiri di alur itu, bedanya di cerpen yang gue bikin nenek Esta yang meninggal, dikenyataan kakek gue yang meninggal
Meninggalnya kakek tuh bikin aku terpukul dengan sangat, beliau selalu nanya progress gue di kampus gimana, atau kerjaan gue gimana, semua beliau tanya sampe gue lagi sakit pun, beliau tau tanpa gue harus cerita.... 

Waktu itu.... gue cerita kalau gue Oktober 2019 wisuda dan moment wisuda itu gue harap banget lah kakek gue ada disamping gue saat gue pake toga.... tapi.... ya.... kakek gue pasti dateng kok, cuman mungkin gue gak bisa lihat secara langsung....
Seandainya cerpen Catatan Akhir ESTA gue bikin amat sangat indah... mungkin gak akan kaya gini :’)

Tapi gak lah, itu gak ada hubungannya sama sekali... semua hal di lini kehidupan sudah Allah atur, perihal jodoh, kematian, musibah, kesenangan sudah Allah tuliskan di masing-masing manusia, tinggal kita harus mempersiapkan semuanya....

Gue yakin Allah udah ngasih kepercayaan penuh sama gue buat jalani hidup tanpa kakek, gimanapun alur kedepannya gue cuma berharap agar pundak gue kuat, hati gue tegar, otak gue tetep bisa mikir rasional..

Selasa, 28 November 2017

Dibalik wajah yang gusar

Pernahkah kamu berbuat baik kepada seseorang ? Dua Orang ? Tiga Orang ? atau bahkan kepada semua orang ? Menyimpan jasa kepadanya sebab hanya itu yang dipunya.... secara tak langsung membuat dia atau mereka memiliki penghargaan dan penghidupan yang layak.....? Pernah kan ? Sering ?

Ya..... aku pernah bahkan sering lakukan hal itu......
semua kebaikan ku berikan, saat ia butuh bantuan, ku ulurkan segenap tenaga dan pikiran....
Namun, saat jelas-jelas ku sedang dirundung dan terjatuh nyaris tak dapat bangun... kemanakah ia ?
Hilang ditelan bumi kah ?
Saat ia sedang merasa kalut dibawah garis merah, kepada siapakah ia berpangku tangan ? Kepada siapakah ia berkeluh kesah ? Dan saat hati ini perlu dikuatkan, apakah ia berada digarda terdepan?
NOTHING.....

Bukan ku ungkit jasa manis yang ku buat, bukan ku ingin menagih kebaikan yang ku beri...
Sebab ku tahu kini... Mana yang lebih prioritas untukmu...
KECEWA kah ?
Hey, aku manusia biasa yang punya rasa kecewa, dan jujur kadang aku menyesal telah membantu jiwamu keluar dari pikiran yang kelam....

Tapi bukankah Tuhan selalu bersama hati dan pikiran yang kian menguat dari masa ke masa ?
Bukankah skenario Tuhan lebih indah dari skenario subjektif yang ku punya?
Biarlah aku selalu menjadi penghapus buatmu, biarlah aku tetap menjadi aku...
Sebab ku yakin Tuhan akan membantuku keluar dari kelamnya hati lewat tangan dan diri yang lebih pantas....

Kuningan, 29 Nopember 2017
10.44 A.M

Jumat, 02 Juni 2017

Mutiara yang berkilau (lagi)





Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak dimasa selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak dini. Pemerintah Indonesia pun menyadari betul betapa pentingnya layanan PAUD bagi anak usia dini, hal ini dibuktikan dalam deklarasi Program Gerakan Satu Desa Satu PAUD pada tahun 2011 lalu, bahkan tujuan PAUD sudah tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Hal ini memperkuat paradigma bahwa keberadaan layanan PAUD menjadi suatu keharusan bagi setiap wilayah karena sebagai wadah bagi anak usia dini untuk memperoleh pelayanan dasar yang menjadi hak mutlak bagi mereka. Di Lembaga PAUD mereka dapat mengembangkan potensi dan kecerdasan yang dimiliki, karena usia dini merupakan masa golden age (usia emas) yaitu memasuki fase perkembangan paling optimal. Sangat disayangkan bila anak usia dini tidak distimulasi untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan di PAUD, mereka akan mengalami shock memory ketika langsung masuk ke Pendidikan Dasar tanpa “bekal” terlebih dahulu.
Banyak factor yang menyebabkan anak usia dini tidak mendapat layanan PAUD, diantaranya factor jarak lembaga yang jauh dari rumah dan kesibukan orangtua. Hal ini terjadi di Desa Garahaji, sebuah desa yang terletak di langit timur  Kecamatan Maleber, hingga April 2016 tidak ada satupun Lembaga PAUD yang berdiri, sehingga banyak anak yang langsung sekolah ke SD tanpa mendapat layanan PAUD. Ketika kami sosialisasi mengenai Pentingnya Layanan PAUD bagi anak, salah satu tokoh masyarakat bercerita bahwa dahulu sudah berupaya membentuk PAUD, namun akibat minat masyarakat yang kurang, maka hanya bertahan satu tahun lalu bubar. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman orangtua masih kurang mengenai pentingnya PAUD. Saat itu saya langsung memberi arahan kepada orangtua yang memiliki anak usia dini agar para orangtua bersama tokoh masyarakat dan perangkat desa bekerja sama membangun kembali Layanan PAUD agar potensi anak-anak mereka bisa dikembangkan dengan baik di PAUD sehingga mereka memiliki kesiapan belajar ketika memasuki Pendidikan Dasar. Sosialisasi saya saat itu mendapat respon positif dari masyarakat  dan mereka bersemangat untuk membuka kembali layanan PAUD di Desa.

Hal ini juga terjadi di Desa Mekarsari. Desa Mekarsari merupakan desa yang wilayahnya cukup luas, terdapat 6 dusun, diantaranya Dusun Kadatuan. Dahulu di Dusun Kadatuan terdapat layanan PAUD yang melayani anak usia dini sekitar Desa Mekarsari khususnya di Dusun Kadatuan, namun (lagi-lagi) dikarenakan  pemahaman orangtua akan pentingnya  PAUD masih kurang maka lembaga PAUD yang telah dirintis  kembali  hilang, padahal sarana Alat Peraga Edukatif (APE) Luar sudah cukup tersedia berkat bantuan dari PNPM pada tahun 2011, bila tidak ada PAUD, maka alat peraga itu tidak dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, tak ada PAUD yang mudah dijangkau dari Dusun Kadatuan, padahal  wilayah  ini merupakan ibu kota Desa  Mekarsari  sehingga banyak anak yang belum  terlayani, maka dari itu, saya pun mengomunikasikan hal ini kepada Pemerintah Desa Mekarsari agar dibentuk kembali Layanan PAUD di Dusun Kadatuan.

Dengan suntikan semangat dan motivasi tinggi, para calon guru PAUD di dua layanan ini (PAUD Desa Garahaji dan Dusun Kadatuan) mendata seluruh anak usia dini yang belum sekolah ke PAUD, mereka melakukan hal ini dengan mendatangai rumah warga satu per satu. Sungguh perjuangan yang luar biasa, melihat hal ini saya pun menjadi semakin semangat membantu mereka untuk bersama-sama membangun Layanan PAUD di wilayah masing-masing.

Saat tahun ajaran baru 2016/2017, saya mendapat kabar baik dari 2 desa ini, mereka sama-sama melaporkan bahwa sudah terdapat beberapa anak usia dini yang berminat untuk menyekolahkan anaknya ke Layanan PAUD yang mereka rintis kembali, sontak saya berkata “lanjutkan…”
Tiada jalan berkelok menuju gerbang kesuksesan, begitu pula dalam merintis Lembaga PAUD di dua Desa ini, berbagai keluhan, cerita suka dan duka dari guru-guru pun saya dengar, mereka meminta saran, berkonsultasi, meminta pendapat kepada saya, dan saya jawab dengan penuh keyakinan bahwa rintisan ini akan tetap berjalan dengan optimal. Saya pun selalu intens menanyakan progress Layanan PAUD yang kami rintis kembali.

Seperti  yang kita ketahui, bahwa maju mundurnya sebuah Lembaga PAUD, selain diihat dari kapabilitas kepala sekolah/pengelolanya, yang paling utama dilihat dari kualitas gurunya, maka kami (panitia lokal pelaksanaan pelatihan guru PAUD Program Generasi Sehat dan Cerdas) mengajukan nama-nama guru di PAUD rintisan untuk mengikuti Paket Pelatihan Guru PAUD Program Generasi Sehat dan Cerdas.
Demi kemajuan dan mewujudkan layanan PAUD yang berkualitas, mereka mengikuti pelatihan ini dan kini bekal mereka sudah  mumpuni untuk mendidik   anak usia dini di masing-masing Desa.

Hingga saya monitoring terakhir Bulan November 2016, jumlah siswa yang bersekolah di PAUD yang kami rintis kian bertambah, melihat keceriaan dan keriangan para peserta didik bagaikan melihat kilauan mutiara-mutiara yang sempat terselimut hamparan luas samudera, hal  ini membuat saya merasa senang akhirnya anak usia dini di Dusun Kadatuan Desa Mekarsari dan di Desa Garahaji mendapat Layanan PAUD sebelum mereka melangkah ke Pendidikan Dasar. APE yang tersediapun (di Desa Mekarsari) dapat digunakan dengan baik.
Dengan adanya Program Pilot PAUD Generasi Sehat dan Cerdas di Kecamatan Maleber turut mebantu program pemerintah dalam Gerakan Satu Desa Satu PAUD. Maju terus pendidikan Indonesia.

Salam Cinta Anak Usia Dini
PL PAUD Maleber

Jumat, 10 Maret 2017

Teruntuk Kawanku yang (merasa) Dipermainkan oleh Waktu



Hai, bagaimana kabarmu disana ? Apakah kamu masih mencemaskan hari hari esok yang belum pasti scenario cerita yang akan terjadi ? Sama… akau pun disini begitu, namun kejutan yang ditunggu mungkin berbeda…. Tetapi Aku selalu berharap semoga aku dan kamu selalu berada dalam lindungan Allah SWT., Amiin….


Entah mengapa sore ini tiba-tiba teringat akan dirimu, teringat saat kau bercerita seluruh keluh kesahmu padaku dan aku sadar betul bahwa hanya bahasa tubuh tak menentu yang kuberikan. Aku sengaja tidak membalas dengan kata-kata karena bagiku itu hanya menyita waktu, dan kamu pun tak akan mendengar itu.


Sekarang saat yang tepat untuk membalas semua cerita-ceritamu…..


Kawanku….. ketahuilah bahwa aku sangat merasakan apa yang kau rasakan, entah sudah berapa tetes air mata yang melewati halusnya pipimu….. namun itu semua kau coba tutup dengan guratan senyum dibibirmu, tapi aku tengah mengenalmu bukan sehari dua hari…. nyaris 365 hari aku mengenalmu… tak lama memang… namun aku sudah merasa begitu dekat denganmu, hingga kau tetap tak bisa menutupi duka yang kau alami…


Kawanku….. aku merasa ada sesuatu yang merasuki dirimu, entah mengapa begitu pesimisnya dirimu terhadap hal yang kini kau hadapi, aku tau siapa kamu… Kamu ialah pemimpin yang siap mengulurkan tangan kepada siapapun, rela meminjamkan bahu kepada siapapun yang membutuhkan senderan kepadamu disaat mereka lelah, namun kini? Pundak dan tangan siapa yang hendak kau pinjam? Semua kekuatan itu seolah hilang sirna….


Apakah kau lupa bahwa kita pernah melihat pelangi bersama setelah hujan datang, aku lihat betapa sabarnya dirimu menunggu hujan reda demi melihat indahnya warna pelangi diantara sisa tetesan air hujan dan kelamnya langit yang masih tertutup awan hitam ? 


Sekarang aku juga ingin melihat sabarnya dirimu, betapa kokohnya dirimu saat menghadapi kondisi pelik yang kau alami…. Aku ingin engkau yang dulu, penuh optimis dengan semangat yang tinggi dan selalu menginspirasi… 


Hanya dua kemungkinan yang terjadi, bila hal ini berakhir sesuai dengan  harapan kita, bersyukur dan berbahagialah….


Namun… bila berakhir tidak  sesuai harapan kita, yakinlah Allah sudah merencanakan hal yang ribuan bahkan jutaan kali lebih baik dari ini….


Allah sangat menyayangimu….. Allah kini mengujimu… Dia akan  mengangkat harkat derajatmu  dengan cara yang berbeda… Allah  pasti berikan yang terbaik… Percayalah….


S.Fatima

Jumat, 18 November 2016

The Power of "M A S A L A H"

Hello good people, gue kembali menuliskan coretan gak penting di blog gue ini.... 3 tahun gue bentuk dan baru gue urus sekarang.. secara kesibukan gue yang tiada tara melebihi agendanya orang nomer satu di negeri ini *uhuk.... pisss Pak :V

Buat yang belom tau apa itu masalah, gue bakal jelasin sekarang,...

Masalah ialah