Labels

Jumat, 02 Juni 2017

Mutiara yang berkilau (lagi)





Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling fundamental karena perkembangan anak dimasa selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi bermakna yang diberikan sejak dini. Pemerintah Indonesia pun menyadari betul betapa pentingnya layanan PAUD bagi anak usia dini, hal ini dibuktikan dalam deklarasi Program Gerakan Satu Desa Satu PAUD pada tahun 2011 lalu, bahkan tujuan PAUD sudah tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Hal ini memperkuat paradigma bahwa keberadaan layanan PAUD menjadi suatu keharusan bagi setiap wilayah karena sebagai wadah bagi anak usia dini untuk memperoleh pelayanan dasar yang menjadi hak mutlak bagi mereka. Di Lembaga PAUD mereka dapat mengembangkan potensi dan kecerdasan yang dimiliki, karena usia dini merupakan masa golden age (usia emas) yaitu memasuki fase perkembangan paling optimal. Sangat disayangkan bila anak usia dini tidak distimulasi untuk mengembangkan potensi dan kecerdasan di PAUD, mereka akan mengalami shock memory ketika langsung masuk ke Pendidikan Dasar tanpa “bekal” terlebih dahulu.
Banyak factor yang menyebabkan anak usia dini tidak mendapat layanan PAUD, diantaranya factor jarak lembaga yang jauh dari rumah dan kesibukan orangtua. Hal ini terjadi di Desa Garahaji, sebuah desa yang terletak di langit timur  Kecamatan Maleber, hingga April 2016 tidak ada satupun Lembaga PAUD yang berdiri, sehingga banyak anak yang langsung sekolah ke SD tanpa mendapat layanan PAUD. Ketika kami sosialisasi mengenai Pentingnya Layanan PAUD bagi anak, salah satu tokoh masyarakat bercerita bahwa dahulu sudah berupaya membentuk PAUD, namun akibat minat masyarakat yang kurang, maka hanya bertahan satu tahun lalu bubar. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman orangtua masih kurang mengenai pentingnya PAUD. Saat itu saya langsung memberi arahan kepada orangtua yang memiliki anak usia dini agar para orangtua bersama tokoh masyarakat dan perangkat desa bekerja sama membangun kembali Layanan PAUD agar potensi anak-anak mereka bisa dikembangkan dengan baik di PAUD sehingga mereka memiliki kesiapan belajar ketika memasuki Pendidikan Dasar. Sosialisasi saya saat itu mendapat respon positif dari masyarakat  dan mereka bersemangat untuk membuka kembali layanan PAUD di Desa.

Hal ini juga terjadi di Desa Mekarsari. Desa Mekarsari merupakan desa yang wilayahnya cukup luas, terdapat 6 dusun, diantaranya Dusun Kadatuan. Dahulu di Dusun Kadatuan terdapat layanan PAUD yang melayani anak usia dini sekitar Desa Mekarsari khususnya di Dusun Kadatuan, namun (lagi-lagi) dikarenakan  pemahaman orangtua akan pentingnya  PAUD masih kurang maka lembaga PAUD yang telah dirintis  kembali  hilang, padahal sarana Alat Peraga Edukatif (APE) Luar sudah cukup tersedia berkat bantuan dari PNPM pada tahun 2011, bila tidak ada PAUD, maka alat peraga itu tidak dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, tak ada PAUD yang mudah dijangkau dari Dusun Kadatuan, padahal  wilayah  ini merupakan ibu kota Desa  Mekarsari  sehingga banyak anak yang belum  terlayani, maka dari itu, saya pun mengomunikasikan hal ini kepada Pemerintah Desa Mekarsari agar dibentuk kembali Layanan PAUD di Dusun Kadatuan.

Dengan suntikan semangat dan motivasi tinggi, para calon guru PAUD di dua layanan ini (PAUD Desa Garahaji dan Dusun Kadatuan) mendata seluruh anak usia dini yang belum sekolah ke PAUD, mereka melakukan hal ini dengan mendatangai rumah warga satu per satu. Sungguh perjuangan yang luar biasa, melihat hal ini saya pun menjadi semakin semangat membantu mereka untuk bersama-sama membangun Layanan PAUD di wilayah masing-masing.

Saat tahun ajaran baru 2016/2017, saya mendapat kabar baik dari 2 desa ini, mereka sama-sama melaporkan bahwa sudah terdapat beberapa anak usia dini yang berminat untuk menyekolahkan anaknya ke Layanan PAUD yang mereka rintis kembali, sontak saya berkata “lanjutkan…”
Tiada jalan berkelok menuju gerbang kesuksesan, begitu pula dalam merintis Lembaga PAUD di dua Desa ini, berbagai keluhan, cerita suka dan duka dari guru-guru pun saya dengar, mereka meminta saran, berkonsultasi, meminta pendapat kepada saya, dan saya jawab dengan penuh keyakinan bahwa rintisan ini akan tetap berjalan dengan optimal. Saya pun selalu intens menanyakan progress Layanan PAUD yang kami rintis kembali.

Seperti  yang kita ketahui, bahwa maju mundurnya sebuah Lembaga PAUD, selain diihat dari kapabilitas kepala sekolah/pengelolanya, yang paling utama dilihat dari kualitas gurunya, maka kami (panitia lokal pelaksanaan pelatihan guru PAUD Program Generasi Sehat dan Cerdas) mengajukan nama-nama guru di PAUD rintisan untuk mengikuti Paket Pelatihan Guru PAUD Program Generasi Sehat dan Cerdas.
Demi kemajuan dan mewujudkan layanan PAUD yang berkualitas, mereka mengikuti pelatihan ini dan kini bekal mereka sudah  mumpuni untuk mendidik   anak usia dini di masing-masing Desa.

Hingga saya monitoring terakhir Bulan November 2016, jumlah siswa yang bersekolah di PAUD yang kami rintis kian bertambah, melihat keceriaan dan keriangan para peserta didik bagaikan melihat kilauan mutiara-mutiara yang sempat terselimut hamparan luas samudera, hal  ini membuat saya merasa senang akhirnya anak usia dini di Dusun Kadatuan Desa Mekarsari dan di Desa Garahaji mendapat Layanan PAUD sebelum mereka melangkah ke Pendidikan Dasar. APE yang tersediapun (di Desa Mekarsari) dapat digunakan dengan baik.
Dengan adanya Program Pilot PAUD Generasi Sehat dan Cerdas di Kecamatan Maleber turut mebantu program pemerintah dalam Gerakan Satu Desa Satu PAUD. Maju terus pendidikan Indonesia.

Salam Cinta Anak Usia Dini
PL PAUD Maleber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar